Sabtu, 03 Januari 2015

IPTEK I'm in Love (agak norak judulnya)



~logo IPTEK
ppiptek-tmii.blogspot.com


Salam.

Akhirnya, bisa ketemu lagi di blog Arisan Kuliner -AK. Ini adalah tulisan ke-2 mimin di sini. Biasalah, tulisan mimin isinya bukan tentang kegiatan rutin AK melainkan dibalik layar kesuksesan AK *halahhh*.

Di tulisan pertama sudah dibocorin info bagaimana awal mulanya perkumpulan ini terbentuk. Berawal dari pertemanan yang terjalin di tempat kerja magang sewaktu kuliah dulu *IPTEK maksudnya* dan kita punya kegemaran yang sama *makan maksudnya* maka AK pun akhirnya terbentuk. Tetapi apa boleh dikata, AK yang awalnya hanya ajang kumpul, makan, dan hompimpah terus dapet uang arisan ala kadarnya, kini menjelma menjadi suatu wadah temu kangen bagi setiap member. Maklum saja dari 8 members yang ada sekarang, 5 diantaranya sudah lulus dari IPTEK alias tidak bekerja lagi di IPTEK.
Kalau AK adalah wadah temu kangen bagi para membernya, nah kali ini mimin lagi kangen sama IPTEK. So, mimin numpang curhat di sini ya.

Member lain: boleh-bolehhh…

#1 IPTEK itu…

Buat kamu-kamu yang belum tau IPTEK itu apa, mimin bakal kasih bocoran kali ini. Berhubung mimin baik, dikasihnya gratis ga pake bayar RP 16.500,-. IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sebenarnya, nama lengkapnya adalah PP-IPTEK  -Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.- karena kepanjangan kita bilangnya hanya IPTEK saja *kita??? Mimin aja kaleee*. IPTEK ini bisa dikatakan sebagai Science Center nya Indonesia. Ga percaya, nihh mimin kasih kronologis berdirnya IPTEK:

1984: gagasan pendirian IPTEK diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr.B.J. Habibie.
1987: pensosialisasian science center ke masyarakat melalui pameran.
1988: pengembangan 20 alat peraga interaktif bidang IPA.
20 April 1991: peresmian PP-IPTEK oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift TMII. Tanggal ini dijadikan sebagai tanggal ultahnya IPTEK. Biasanya ada diskon gede-gedean saat IPTEK ulang tahun lohhh. Banyak voucer yang disebar dan bisa ditukarkan ke store-store kesayangan anda *becanda dengggg*.
1995: menempati gedung permanen yang kecehh abis sampai sekarang.

Itu sejarah singkat pendirian IPTEK, kita lanjut dengan ada apa saja sih di IPTEK, kita bisa ngapain aja ya di sana…. Satu jawaban yang pasti adalah kalian bisa capek dan pegel kalau seharian muterin  IPTEK. Hehee. Ga percaya? Nihhh mimin kasih lagi bocorannya:
Di dalam IPTEK terdapat 200-300 alat peraga interaktif yang bisa kalian gunakan. Pastinya alat peraga itu disertai dengan tata cara penggunaannya. Jadi, harus dibaca terlebih dahulu captionnya. Bila masih belum jelas, kalian bisa minta bantuan kakak pemandu yang berbaju merah. Nanti kakak nya akan membantu kalian *tapi kalau tidak diminta, kakaknya main hp, ngerumpi, makan bahkan tidur, hehheee….pizzzz*.

Bentuk gedung IPTEK adalah lingkaran, so kalian ga perlu takut nyasar. IPTEK terdiri dari berapa lantai ya?untuk yang satu ini mimin akan deskripsiin dan kalian yang tebak ada berapa lantai gedung IPTEK itu.

Saat kalia masuk, lantai yang kalian injak pertama kali adalah lantai 1, dimana isinya ada loket, informasi, sepeda di atas kabel, taman dinosaurus dan café IPTEK. Ada yang ketinggalan, stand roket air juga ada di lantai 1 loh.

Lantai 2 isinya ada zona matematika, ilusi mata yang keren *mirip museum*, zona transportasi, istana cahaya, arena demo sains, dan perpus mini. Di laintai 2 ini kita bisa main simulasi motor juga lohhh.

Lantai 3 itu isinya ruang-ruang pertemuan, musholla, dan ada beberapa alat peraga yang jarang dimainin.

Lantai atas. Ini lantai yang paling males dijaga, soalnya panas dan jarang pengunjung yang naik kesini. Sekalinya ada pengunjung yang naik, pasti penjaganya langsung ngusir cantikkk ala-ala Syahrini gitu. Di lantai atas kita bisa liat matahari dengan teropong pada waktu yang sudah ditentukan dan kalau penjaganya bisa masang dan pakai teropongnya. Jujur ya, mimin tuh ga bisa pakai teropongnya, jadi mimin males banget kalau dapet zona peneropongan *maaf ya membuat kalian kecewa akan kejujuran mimin, heheheee*

The last ground is lantai dasar. Hmmm, bisa dibilang ini adalah nyawanya IPTEK. Soalnya hampir 80% pengunjung akan terkonsentrasi di lantai ini. Di lantai dasar kita akan menemui 4 zona, yaitu zona APC, zona mekanika, zona listrik dan gelombang, serta Lab Fisika atau ROBOTIK. Di sinilah kamu bisa mencoba dan merasakan alat peraga “rumah simulasi gempa” dan “generator van den graf”. Di laintai ni juga ada miniatur kereta *tapi sering rusak* dan ada TV gede yang nayangin video kereta dengan music latar yang kecehhh abissss. Seriusss, musik latarnya tuh enak banget, hal ini jelas terbuktti karena saudari Din aja suka. Hihiii.

Sepertinya saya salah, ternyata masih ada satu lantai lagi yaitu lingkar tengah. Tapi saya ga tau isiya apa sekarang. Karena terakhir kali ada di sana, lantai itu lagi dirombak abis-abisan sama Direktur yang baru. Hehee.

Well, jadi temen-temen bisa nyimpulin sendiri ya gedung IPTEK itu ada berapa lantai. Karena selama 2,5 tahun mimin kerja di sana, mimin belum bisa nebak ada berapa lantai gedung IPTEK itu.

Udah kebayangkan IPTEK itu kayak apa, atau masih bingung? Hmmm, kalau masih bingung, teman-teman bisa langsung melipir ke gedung Pusat Peragaan IPTEK langsung kok. Lokasinya deket Taman Burung. Kalau masuknya lewat pintu 1 atau 3, jauhhh bangat. Jalan kaki bisa 30 menitan, kalau naik ojeg bayar Rp8.000,-. Jadi mending naik mobil keliling aja, bayarnya cuma Rp3.000,-. Tiket masuk  IPTEK nya sendiri Rp 16.500,-.

FYI, harga makanan dan minuman di kantin IPTEK murah lohh, dibandingkan harga di museum-museum lain di TMII.


~gedung PP-IPTEK
 ppiptek-tmii.blogspot.com


#2 Pemandu berbaju merah

Pemandu berbaju merah??? Apaan tuh? Siapanya gadis berkerudung merah? Beda jauhhh. Layaknya tempat wisata lainnya, IPTEK pun punya guide. Tapi istilah guide di IPTEK adalah “pemandu” yang seragamnya dari tahun ke tahun warnanya merah. Delapan members AK dulunya adalah Pemandu IPTEK. Kok bisa? Gimana ceritanya? Berapa gajinya? Hedehhh,, jadi begini ceritanya.

Setiap tahunnya, IPTEK selalu memberikan kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi keren dari universitas ternama di Jabotabek untuk mengembangkan bakat di bidang sains *agak lebay ya* singkatnya magang gitu lah. Biasanya lowongan dibuka di bulan Januari/Februari dan jurusan yang diminta 80% adalah dari jurusan MIPA, walau kadang dibutuhkan juga jurusan PAUD, psikologi, dan teknik.

Berat ga kerjaan pemandu, min? hmmmm, jawabannya adalah GA. Serius, pemandu di IPTEK itu jauh beda dengan guide di tempat wisata lain. Setiap harinya ada 15-19 pemandu yang beraksi di IPTEK. Mereka menempati zona yang sudah dijadwalkan setiap bulannya. Ada pengunjung kita senyumin, gada pengunjung kita ngumpul dan ngerumpi di rumah gempa, hehehee *becanda ya teman-teman*. Yang pasti menjadi pemandu itu ada suka dukanya.

Sukanya: pekerjaanya santai, ga menuntut kesempurnaan, temen-temennya asik. Dapet banyak ilmu, gaji secukupnya, mendapat kartu sakti, bisa ketemu artis, dibilang pinter karena kerja di sana, dan mendapat jodoh bagi yang beruntung *hahaaa, serius ini beneran lohhh*.

Dukanya: gaji ga naek-naek, lokasinya yang di ujung TMII jadi harus naik ojeg dehh *mengurangi pemasukan*. Capek minta ampun kalau lagi banyak pengunjung, biasanya saat-saat study tour dari pelosok Jawa gitu, dan jika kalian beruntung, kalian akan mencium aroma khas anak-anak yaitu bau keringet.  Itu belum seberapa, kadang kala kita harus memperpanjang jam buka sampe pukul 18.30 cuma buat nungguin 1 rombongan dari Lampung yang kejebak macet gara-gara becek gada ojeg, dan kita ga dapet uang lembur setelahnya *fuiiihhh, ngelus dada*. Tapi sukanya lebihhhhh banyak kok dari pada dukanya. Malah karena sukanya kebanyakan jadi betahh kerja disana sampe kadaluarsa. Hheehe.
Gaji? Lumayanlah untuk nambah-nambah uang jajan mahasiswa. Waktu mimin masuk gajinya Rp.55.000/hari/8jam. Pas mimin keluar Rp.75.000/hari/8jam. Tidak ada keterbatasan waktu untuk kerja jadi pemandu. Tapi yang sudah-sudah bagi mereka yang sudah lulus kuliah rata-rata langsung risign karena dapat pekerjaan tetap di tempat lain.


~pemandu berbaju merah

#3 tentang KAMBING

Hahaaa. Mimin lupa bagaimana awal mulanya mimin dan Din menjuluki kakak yang satu ini dengan sebutan “kambing” tapi yang pasti kambing yang satu ini InsyaAllah cakeppppppp bingiiits. Ya kan Kakak Din? Hehee.

Okehh, sekarang kita akan ngomongin tentang kambing kita yang satu ini. Sebelumnya mimin akan bercerita sedikit tentang ketenaga kerjaan di IPTEK. Karena IPTEK itu berada di bawah naungan Kementrian RISTEK pasti banyak yang mengira bahwa mereka yang bekerja di sana adalah PNS. Itu salah ya teman-teman. Karena masih banyak kok yang belum PNS walau sudah kerja bertahun-tahun. dan mereka-mereka yang sudah PNS itu perjuangannya luar biasa lohh. Hampir semua  pejabat-pejabat IPTEK itu berawal dari menjadi pemandu *mereka yang saat itu masih jadi mahasiswa UNJ, IPB, UI, dll*. Mereka semua setia dan mendedikasikan jiwa dan raganya di IPTEK, mengembangakan apa yang sudah ada, dan menciptakan terobosan untuk IPTEK. Jadi ga salah kalau KemenRistek ngangkat mereka jadi kepala Prodi, kepala Promosi, atau Peragaan.

Tapi kalau zaman sekarang susah cinttt. Habis lulus kuliah pemandu diharapkan mencari dan mendapatkan pekerjaan di tempat lain, so biar ga lama-lama di IPTEK. Karena IPTEK tidak pernah menjanjkan apa-apa ke pemandu. Jadi buat yang sakit hati karena ga diangkat-angkat, sabar ya.

Balik lagi ke si kambing. Awalnya kambing kita ini juga pemandu loh, tapi pemandu yang kecehhh. Heheee. Karena dia piawai dan telaten *keliatannya*. Mimin kurang tau sepak terjangnya setelah menjadi pemandu apa dia jadi receptionis dulu atau ga. Yang mimin tau dia adalah salah satu tim promosi yang enak dilihat *yahhh, ketawan deh siapa dia. Ayoo Desi, sudah bisa ditebak kan…*. Orangnya ga banyak omong, tinggi, putih, bersih, suka pake kemeja, dan tempat duduknya tuh deket pintu ruangan promosi. Sepertinya dia berjenggot dikit deh, makanya mimin dan Din manggil dia …kambing.

Awalnya mimin pikir dia itu adalah ka Ryan –receptionis- soalnya mirip bangetttt *tapi dari belakang*. Sampe akhirnya mimin baru tau kalau mereka itu berbeda pas dia –kambing- piket hari sabtu/minggu, dan mimin melihat dia lagi di tempat duduknya menghadap komputer kesayangannya. Terus mimin tanya aja ke pemandu senior dia itu siapa. Dan dari penyelidikan yang mimin lakukan, diketahuilah bahwa si kambing itu sudah menikah  *kecewaaaaaa*. Semoga si kambing dan istrinya menjadi keluaraga SAMARA ya. Aamiin.

Berhubung mimin adalah pemandu yang pemalu *dibaca malu-maluin* mimin ga pernah senyum atau ngobrol sama itu kambing *ya iyalah, gimana mau ngobrol? Ga pernah ada momen…cieee*. Sampai akhirnya Allah menyatukan kami berempat *kok berempat?* dalam acara OT –Out Treet- ke Museum Fatahilah, Jakarta Barat. Mimin yang saat itu mendapatkan jatah OT pagi mendapatkan kabar bahagia yang mimin dapat pagi itu adalah orang promosi yang akan ikut OT adalah dia..dia..dia, yuppp dia si kambing yang sudah punya istri, yang ga pernah negor, tapi kereennn.

Pukul 8.00 kami jalan menuju Fatahilla. Waktu itu ada saya (pemandu), Pak Awang (teknisi), kambing (promosi), dan Mas Tri (sopir cap playboy). Berhubung mimin perempuan termanis semobil kala itu, jadilah mimin bualan Pak Awang. Sesampainya di Fatahila, mereka bertiga nurunin alat peraga *mimin kan perempuan, jadi memberi semangat saja ya,,*. Setelah selesai nurunin barang-barang, Mas Tri balik lagi ke IPTEK, so tinggallah kami bertiga.

Langsung ke intinya aja ya, yang pasti antara mimin dan kambing terjadi perbincangan. Si kambing dan Pak Awang selalu berdua, cari makan berdua, dapet pin berdua, muter-muter berdua, pokoknya serba bedua deh. Dan.. dan.. dan… setelah OT si kambing jadi suka negor/senyum ke mimin *senang…senang…senang* ga sering juga sih, kalau papasan saja ya.
~kambing~
kerennn kan?

Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama karena si kambing dimutasi ke BPPT dan itu artinya ga bisa ngeliat dia lagi dehh *sediiiihhhh*. Tapi sesedih apapun mimin bahkan sampai mimin demo ke Kementrian Ristek pun keputusan ga bisa diganggu gugat. Kambing, Pak Awang dan beberapa karyawan lainnya harus mutasi dan diganti beberapa orang dari Ristek.

Tapi tenang, masih ada kok pria-pria kece lainya yang ga dimutasi semisal Mas Hendra *udah nikah juga ….*, Kak Isur *gebetan siapa yaa….*, dan pastinya Idrisss sang idola para pemandu baru.

Fuihhhhh, udah 4 lembar aja  curhatan mimin. Jadi kesimpulan dari curhatan mimin adalah IPTEK selalu dihati dan akan selalu kangen akan masa-masa keren bareng para pejuang di ujung TMII.

Akhir kata,

Wassalam. ^_^



note: mimin mengucapkan permohonan maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau ada yang tersakiti hatinya. *pizzzzzzzzzz*