~logo IPTEK ppiptek-tmii.blogspot.com |
Salam.
Akhirnya, bisa ketemu lagi
di blog Arisan Kuliner -AK. Ini adalah tulisan ke-2 mimin di sini. Biasalah,
tulisan mimin isinya bukan tentang kegiatan rutin AK melainkan dibalik layar
kesuksesan AK *halahhh*.
Di tulisan pertama sudah
dibocorin info bagaimana awal mulanya perkumpulan ini terbentuk. Berawal dari
pertemanan yang terjalin di tempat kerja magang sewaktu kuliah dulu *IPTEK
maksudnya* dan kita punya kegemaran yang sama *makan maksudnya* maka AK pun
akhirnya terbentuk. Tetapi apa boleh dikata, AK yang awalnya hanya ajang
kumpul, makan, dan hompimpah terus dapet uang arisan ala kadarnya, kini
menjelma menjadi suatu wadah temu kangen bagi setiap member. Maklum saja dari 8
members yang ada sekarang, 5 diantaranya sudah lulus dari IPTEK alias tidak
bekerja lagi di IPTEK.
Kalau AK adalah wadah temu
kangen bagi para membernya, nah kali ini mimin lagi kangen sama IPTEK. So,
mimin numpang curhat di sini ya.
Member lain:
boleh-bolehhh…
#1 IPTEK itu…
Buat kamu-kamu yang belum
tau IPTEK itu apa, mimin bakal kasih bocoran kali ini. Berhubung mimin baik,
dikasihnya gratis ga pake bayar RP 16.500,-. IPTEK adalah akronim dari Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Sebenarnya, nama lengkapnya adalah PP-IPTEK -Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.-
karena kepanjangan kita bilangnya hanya IPTEK saja *kita??? Mimin aja kaleee*. IPTEK
ini bisa dikatakan sebagai Science Center nya Indonesia. Ga percaya, nihh mimin
kasih kronologis berdirnya IPTEK:
1984: gagasan pendirian
IPTEK diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr.B.J. Habibie.
1987: pensosialisasian
science center ke masyarakat melalui pameran.
1988: pengembangan 20 alat
peraga interaktif bidang IPA.
20 April 1991: peresmian
PP-IPTEK oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift TMII. Tanggal ini
dijadikan sebagai tanggal ultahnya IPTEK. Biasanya ada diskon gede-gedean saat
IPTEK ulang tahun lohhh. Banyak voucer yang disebar dan bisa ditukarkan ke
store-store kesayangan anda *becanda dengggg*.
1995: menempati gedung
permanen yang kecehh abis sampai sekarang.
Itu sejarah singkat
pendirian IPTEK, kita lanjut dengan ada apa saja sih di IPTEK, kita bisa
ngapain aja ya di sana…. Satu jawaban yang pasti adalah kalian bisa capek dan
pegel kalau seharian muterin IPTEK.
Hehee. Ga percaya? Nihhh mimin kasih lagi bocorannya:
Di dalam IPTEK terdapat
200-300 alat peraga interaktif yang bisa kalian gunakan. Pastinya alat peraga
itu disertai dengan tata cara penggunaannya. Jadi, harus dibaca terlebih dahulu
captionnya. Bila masih belum jelas, kalian bisa minta bantuan kakak pemandu
yang berbaju merah. Nanti kakak nya akan membantu kalian *tapi kalau tidak
diminta, kakaknya main hp, ngerumpi, makan bahkan tidur, hehheee….pizzzz*.
Bentuk gedung IPTEK adalah
lingkaran, so kalian ga perlu takut nyasar. IPTEK terdiri dari berapa lantai
ya?untuk yang satu ini mimin akan deskripsiin dan kalian yang tebak ada berapa
lantai gedung IPTEK itu.
Saat kalia masuk, lantai
yang kalian injak pertama kali adalah lantai 1, dimana isinya ada loket,
informasi, sepeda di atas kabel, taman dinosaurus dan café IPTEK. Ada yang
ketinggalan, stand roket air juga ada di lantai 1 loh.
Lantai 2 isinya ada zona
matematika, ilusi mata yang keren *mirip museum*, zona transportasi, istana
cahaya, arena demo sains, dan perpus mini. Di laintai 2 ini kita bisa main
simulasi motor juga lohhh.
Lantai 3 itu isinya
ruang-ruang pertemuan, musholla, dan ada beberapa alat peraga yang jarang
dimainin.
Lantai atas. Ini lantai yang
paling males dijaga, soalnya panas dan jarang pengunjung yang naik kesini. Sekalinya
ada pengunjung yang naik, pasti penjaganya langsung ngusir cantikkk ala-ala
Syahrini gitu. Di lantai atas kita bisa liat matahari dengan teropong pada
waktu yang sudah ditentukan dan kalau penjaganya bisa masang dan pakai
teropongnya. Jujur ya, mimin tuh ga bisa pakai teropongnya, jadi mimin males
banget kalau dapet zona peneropongan *maaf ya membuat kalian kecewa akan
kejujuran mimin, heheheee*
The last ground is lantai
dasar. Hmmm, bisa dibilang ini adalah nyawanya IPTEK. Soalnya hampir 80% pengunjung
akan terkonsentrasi di lantai ini. Di lantai dasar kita akan menemui 4 zona, yaitu
zona APC, zona mekanika, zona listrik dan gelombang, serta Lab Fisika atau
ROBOTIK. Di sinilah kamu bisa mencoba dan merasakan alat peraga “rumah simulasi
gempa” dan “generator van den graf”. Di laintai ni juga ada miniatur kereta
*tapi sering rusak* dan ada TV gede yang nayangin video kereta dengan music
latar yang kecehhh abissss. Seriusss, musik latarnya tuh enak banget, hal ini
jelas terbuktti karena saudari Din aja suka. Hihiii.
Sepertinya saya salah,
ternyata masih ada satu lantai lagi yaitu lingkar tengah. Tapi saya ga tau
isiya apa sekarang. Karena terakhir kali ada di sana, lantai itu lagi dirombak
abis-abisan sama Direktur yang baru. Hehee.
Well, jadi temen-temen
bisa nyimpulin sendiri ya gedung IPTEK itu ada berapa lantai. Karena selama 2,5
tahun mimin kerja di sana, mimin belum bisa nebak ada berapa lantai gedung
IPTEK itu.
Udah kebayangkan IPTEK itu
kayak apa, atau masih bingung? Hmmm, kalau masih bingung, teman-teman bisa
langsung melipir ke gedung Pusat Peragaan IPTEK langsung kok. Lokasinya deket
Taman Burung. Kalau masuknya lewat pintu 1 atau 3, jauhhh bangat. Jalan kaki
bisa 30 menitan, kalau naik ojeg bayar Rp8.000,-. Jadi mending naik mobil
keliling aja, bayarnya cuma Rp3.000,-. Tiket masuk IPTEK nya sendiri Rp 16.500,-.
FYI, harga makanan dan
minuman di kantin IPTEK murah lohh, dibandingkan harga di museum-museum lain di
TMII.
~gedung PP-IPTEK ppiptek-tmii.blogspot.com |
#2 Pemandu berbaju merah
Pemandu berbaju merah???
Apaan tuh? Siapanya gadis berkerudung merah? Beda jauhhh. Layaknya tempat
wisata lainnya, IPTEK pun punya guide. Tapi istilah guide di IPTEK adalah
“pemandu” yang seragamnya dari tahun ke tahun warnanya merah. Delapan members
AK dulunya adalah Pemandu IPTEK. Kok bisa? Gimana ceritanya? Berapa gajinya?
Hedehhh,, jadi begini ceritanya.
Setiap tahunnya, IPTEK
selalu memberikan kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi keren dari universitas
ternama di Jabotabek untuk mengembangkan bakat di bidang sains *agak lebay ya*
singkatnya magang gitu lah. Biasanya lowongan dibuka di bulan Januari/Februari
dan jurusan yang diminta 80% adalah dari jurusan MIPA, walau kadang dibutuhkan
juga jurusan PAUD, psikologi, dan teknik.
Berat ga kerjaan pemandu,
min? hmmmm, jawabannya adalah GA. Serius, pemandu di IPTEK itu jauh beda dengan
guide di tempat wisata lain. Setiap harinya ada 15-19 pemandu yang beraksi di
IPTEK. Mereka menempati zona yang sudah dijadwalkan setiap bulannya. Ada
pengunjung kita senyumin, gada pengunjung kita ngumpul dan ngerumpi di rumah
gempa, hehehee *becanda ya teman-teman*. Yang pasti menjadi pemandu itu ada
suka dukanya.
Sukanya: pekerjaanya
santai, ga menuntut kesempurnaan, temen-temennya asik. Dapet banyak ilmu, gaji
secukupnya, mendapat kartu sakti, bisa ketemu artis, dibilang pinter karena
kerja di sana, dan mendapat jodoh bagi yang beruntung *hahaaa, serius ini
beneran lohhh*.
Dukanya: gaji ga
naek-naek, lokasinya yang di ujung TMII jadi harus naik ojeg dehh *mengurangi
pemasukan*. Capek minta ampun kalau lagi banyak pengunjung, biasanya saat-saat
study tour dari pelosok Jawa gitu, dan jika kalian beruntung, kalian akan
mencium aroma khas anak-anak yaitu bau keringet. Itu belum seberapa, kadang kala kita harus
memperpanjang jam buka sampe pukul 18.30 cuma buat nungguin 1 rombongan dari
Lampung yang kejebak macet gara-gara becek gada ojeg, dan kita ga dapet uang
lembur setelahnya *fuiiihhh, ngelus dada*. Tapi sukanya lebihhhhh banyak kok
dari pada dukanya. Malah karena sukanya kebanyakan jadi betahh kerja disana
sampe kadaluarsa. Hheehe.
Gaji? Lumayanlah untuk
nambah-nambah uang jajan mahasiswa. Waktu mimin masuk gajinya
Rp.55.000/hari/8jam. Pas mimin keluar Rp.75.000/hari/8jam. Tidak ada
keterbatasan waktu untuk kerja jadi pemandu. Tapi yang sudah-sudah bagi mereka
yang sudah lulus kuliah rata-rata langsung risign karena dapat pekerjaan tetap
di tempat lain.
~pemandu berbaju merah |
#3 tentang KAMBING
Hahaaa. Mimin lupa
bagaimana awal mulanya mimin dan Din menjuluki kakak yang satu ini dengan
sebutan “kambing” tapi yang pasti kambing yang satu ini InsyaAllah cakeppppppp
bingiiits. Ya kan Kakak Din? Hehee.
Okehh, sekarang kita akan
ngomongin tentang kambing kita yang satu ini. Sebelumnya mimin akan bercerita
sedikit tentang ketenaga kerjaan di IPTEK. Karena IPTEK itu berada di bawah
naungan Kementrian RISTEK pasti banyak yang mengira bahwa mereka yang bekerja
di sana adalah PNS. Itu salah ya teman-teman. Karena masih banyak kok yang
belum PNS walau sudah kerja bertahun-tahun. dan mereka-mereka yang sudah PNS itu
perjuangannya luar biasa lohh. Hampir semua
pejabat-pejabat IPTEK itu berawal dari menjadi pemandu *mereka yang saat
itu masih jadi mahasiswa UNJ, IPB, UI, dll*. Mereka semua setia dan
mendedikasikan jiwa dan raganya di IPTEK, mengembangakan apa yang sudah ada,
dan menciptakan terobosan untuk IPTEK. Jadi ga salah kalau KemenRistek ngangkat
mereka jadi kepala Prodi, kepala Promosi, atau Peragaan.
Tapi kalau zaman sekarang
susah cinttt. Habis lulus kuliah pemandu diharapkan mencari dan mendapatkan
pekerjaan di tempat lain, so biar ga lama-lama di IPTEK. Karena IPTEK tidak
pernah menjanjkan apa-apa ke pemandu. Jadi buat yang sakit hati karena ga
diangkat-angkat, sabar ya.
Balik lagi ke si kambing.
Awalnya kambing kita ini juga pemandu loh, tapi pemandu yang kecehhh. Heheee.
Karena dia piawai dan telaten *keliatannya*. Mimin kurang tau sepak terjangnya
setelah menjadi pemandu apa dia jadi receptionis dulu atau ga. Yang mimin tau
dia adalah salah satu tim promosi yang enak dilihat *yahhh, ketawan deh siapa
dia. Ayoo Desi, sudah bisa ditebak kan…*. Orangnya ga banyak omong, tinggi,
putih, bersih, suka pake kemeja, dan tempat duduknya tuh deket pintu ruangan
promosi. Sepertinya dia berjenggot dikit deh, makanya mimin dan Din manggil dia
…kambing.
Awalnya mimin pikir dia
itu adalah ka Ryan –receptionis- soalnya mirip bangetttt *tapi dari belakang*.
Sampe akhirnya mimin baru tau kalau mereka itu berbeda pas dia –kambing- piket
hari sabtu/minggu, dan mimin melihat dia lagi di tempat duduknya menghadap
komputer kesayangannya. Terus mimin tanya aja ke pemandu senior dia itu siapa.
Dan dari penyelidikan yang mimin lakukan, diketahuilah bahwa si kambing itu
sudah menikah *kecewaaaaaa*. Semoga si
kambing dan istrinya menjadi keluaraga SAMARA ya. Aamiin.
Berhubung mimin adalah
pemandu yang pemalu *dibaca malu-maluin* mimin ga pernah senyum atau ngobrol
sama itu kambing *ya iyalah, gimana mau ngobrol? Ga pernah ada momen…cieee*.
Sampai akhirnya Allah menyatukan kami berempat *kok berempat?* dalam acara OT
–Out Treet- ke Museum Fatahilah, Jakarta Barat. Mimin yang saat itu mendapatkan
jatah OT pagi mendapatkan kabar bahagia yang mimin dapat pagi itu adalah orang
promosi yang akan ikut OT adalah dia..dia..dia, yuppp dia si kambing yang sudah
punya istri, yang ga pernah negor, tapi kereennn.
Pukul 8.00 kami jalan
menuju Fatahilla. Waktu itu ada saya (pemandu), Pak Awang (teknisi), kambing
(promosi), dan Mas Tri (sopir cap playboy). Berhubung mimin perempuan termanis
semobil kala itu, jadilah mimin bualan Pak Awang. Sesampainya di Fatahila,
mereka bertiga nurunin alat peraga *mimin kan perempuan, jadi memberi semangat
saja ya,,*. Setelah selesai nurunin barang-barang, Mas Tri balik lagi ke IPTEK,
so tinggallah kami bertiga.
Langsung ke intinya aja
ya, yang pasti antara mimin dan kambing terjadi perbincangan. Si kambing dan
Pak Awang selalu berdua, cari makan berdua, dapet pin berdua, muter-muter
berdua, pokoknya serba bedua deh. Dan.. dan.. dan… setelah OT si kambing jadi
suka negor/senyum ke mimin *senang…senang…senang* ga sering juga sih, kalau
papasan saja ya.
~kambing~ kerennn kan? |
Namun kegembiraan itu
tidak berlangsung lama karena si kambing dimutasi ke BPPT dan itu artinya ga
bisa ngeliat dia lagi dehh *sediiiihhhh*. Tapi sesedih apapun mimin bahkan
sampai mimin demo ke Kementrian Ristek pun keputusan ga bisa diganggu gugat.
Kambing, Pak Awang dan beberapa karyawan lainnya harus mutasi dan diganti
beberapa orang dari Ristek.
Tapi tenang, masih ada kok
pria-pria kece lainya yang ga dimutasi semisal Mas Hendra *udah nikah juga ….*,
Kak Isur *gebetan siapa yaa….*, dan pastinya Idrisss sang idola para pemandu
baru.
Fuihhhhh, udah 4 lembar
aja curhatan mimin. Jadi kesimpulan dari
curhatan mimin adalah IPTEK selalu dihati dan akan selalu kangen akan masa-masa
keren bareng para pejuang di ujung TMII.
Akhir kata,
Wassalam. ^_^
note: mimin mengucapkan permohonan maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau ada yang tersakiti hatinya. *pizzzzzzzzzz*
Oh...Ka Dedi maksudnya...Keren juga diplesetin jadi Si Kambing...
BalasHapus*acting aj, padahal mah dh tw lama :p
hahaha...baca aja lo kak, curhatan sita bgt itu. jd kangen iptek gw, pengen ajak bocah ke rumah gempa hahaha
HapusBandar Sicbo Online
BalasHapusDaftar Sicbo Online
Deposit Sicbo Online
Live Sicbo Online
Withdraw Sicbo Online
Prediksi Skor Bola Liverpool Vs Brighton Hove Albion 13 mei 2018